Dalam blog
ini saya akan menjelaskan aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup
menyimak seperti hakikat menyimak, pengertian serta masih banyak
lagi..selamat membaca.
Hakikat
Menyimak
Istilah mendengarkan, mendengar dan
menyimak sering kita jumpai dalam dunia pengajaran bahasa. Ketiga istilah itu
berkaitan dengan makna.
Peristiwa mendengar biasanya terjadi
secara kebetulan, tiba-tiba dan tidak diduga sebelumnya. Karena itu kegiatan
mendengar tidak direncanakan. Hal itu terjadi secara kebetulan. Apa yang
didengar mungkin tidak dimengerti maknanya dan mungkin pula tidak menjadi
perhatian sama sekali. Suara yang didengar masuk telingan kanan dan keluar dari
telinga kiri. Dalam hal tertentu suara yang didengar itu dipahami benar-benar
maknanya. Hal itu terbukti dari reaksi si pendengar yang bersangkutan.
Mendengarkan setingkat lebih tinggi
tarafnya dari mendengar. Bila dalam peristiwa mendengar belum ada faktor
kesengajaan , maka dalam peristiwa mendengarkan hal itu sudah ada. Faktor
pemahaman biasanya juga mungkin tidak ada karena hal itu belum menjadi tujuan.
Mendengarkan sudah mencakup mendengar.
Peristiwa menyimak selalu diawali
dengan mendengarkan bunyi bahasa baik secara langsung atau pun melalui rekaman,
radio atau televisi. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga diidentifikasi
bunyinya. Pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frasa dan klausa, kalimat
dan wacana. Lagu dan intonasi yang menyertai ucapan pembicarapun turut
diperhatikan oleh penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian
diinterpretasikan maknanya, ditelaah kebenarannya atau dinilai lalu diambil
keputusan menerima atau menolaknya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan
difinisi menyimak sbb :
“ Menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
“ Menyimak melinbatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan,
pengertian. Bahkan situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimakpun harus
diperhitungkan dalam menentukan maknanya. Di antara ketiga istilah teraf
tertinggi diduduki istilah menyimak. Dalam peristiwa menyimak sudah ada faktor
kesengajaan. Faktor pemahaman merupakan unsur utama dalam setiap peristiwa
menyimak. Bila mendengar sudah tercakup dalam mendengarkan maka baik mendengar
maupun mendengarkan sudah tercakup dalam menyimak.
A. Pengertian
Menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat
pada objek yang disimak (panduan bahasa dan sastra Indonesia).
Pengertian
menyimak menurut ahli
1. Menurut
Tarigan ( 1994 : 27 )
Pada kegiatan mendengar mungkin si
pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan mendengarkan sudah
ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsure pemahaman karena itu belum
menjadi tujuan. Kegiatan menyimak mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai
usaha untuk memahami bahan simakan. Oleh karena itu dalam kegiatan menyimak ada
unsure kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang merupakan unsure utama dalam
setiap peristiwa menyimak. Penilaiannya pun selalu terdapat dalam peristiwa
menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(dalam Sutari,1997:16),
Mendengar mempunyai makna dapat
menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat
pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita
mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa
perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga
itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak
merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran.
3. Menurut
Drs. Natasasmita Hanapi. 1995: 18)
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang
mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. (Djago
Tarigan; 1991: 4).
C. Tujuan
Menyimak
Tujuan Menyimak
Secara umum
Penyimak yang baik adalah penyimak
yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu
mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai
tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi
bahan simakan Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah
menangkap,memahami, atau menghayati pesan,ide, gagasan yang tersirat dalam
bahan simakan.
Tujuan yang bersifat umum itu dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang
ditekankan. Perbedaan dalam tujuan menyebabkan perbedaan dalam aktivitas
menyimak yang bersangkutan. Salah satu klasifikasi tujuan menyimak adalah
seperti pembagian berikut yaitu menyimak untuk tujuan :
1. Mendapatkan
Fakta
2. Menganalisis
Fakta
3. Mengevaluasi
Fakta
4. Mendapatkan
Inspirasi
5. Menghibur
Diri
6. Meningkatkan
Kemampuan Berbicara
a.
Mendapatkan
Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Para peneliti mengumpulkan atau mendapatkan fakta melalui
kegiatan penelitian, riset atau eksperimen. Pengumpulan fakta seperti cara ini
hanya dapat dilakukan oleh orang-orang terpelajar. Bagi rakyat biasa hal itu
jarang atau hampir-hampir tidak dapat dilakukan. Cara lain yang dapat dilakukan
dalam pengumpulan fakta ialah melalui membaca. Orang-orang terpelajar sering
mendapatkan fakta melakui kegiatan membaca seperti membaca buku-buku ilmu
pengetahuan, laporan penelitian, makalah hasil seminar,majalah ilmiah, dan
populer, surat kabar, dsb. Hal yang seperti ini pun jarang dilakukan oleh
rakyat biasa. Dalam masyarakat tradisional pengumpulan fakta melalui menyimak
tersebut banyak sekali digunakan. Dalam masyarakat modern pun pengumpulan fakta
melalui menyimak itu masih banyak digunakan.
Kegiatan pengumpulan fakta atau
informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya
mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah,
percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman
sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan
pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang
diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan
membaca atau mengadakan eksperimen.
b.
Menganalisis
Fakta
Fakta atau informasi yang telah
terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antarunsur fakta, sebab dan
akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus
dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang
relevan. Proses analisis fakta ini harus berlangsung secara konsisten dari
saat-ke saat selama proses menyimak berlangsung. Waktu untuk menganalisis fakta
itu cukup tersedia asal penyimak dapar menggunakan waktu ekstra. Yang dimaksud
waktu ekstra adalah selisih kecepatan pembicaraan 120 – 150 kata per menit
dengan kecepatan berpikir menyimak sekitar 300 – 500 kata per menit. Analisis
kata sangat penting dan merupakan landasan bagi penilaian fakta. Penilaian akan
jitu bila hasil analisis itu benar.
c.
Mengevaluasi
Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses
menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam
situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain
:
a. Benarkah
fakta yang diajukan?
b. Relevankah
fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan
pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka
fakta itu dapat diterima. Sebaliknya bila fakta yang disampaikan kurang akurat
atau kurang relevan, atau kurang meyakinkan kebenarannya maka penyimak pantas
meragukan fakta tersebut. Hasil pengevaluasian fakta-fakta ini akan berpengaruh
kepada kredibilitas isi pembicaraan dan pembicaranya. Setelah selesai
mengevaluasi biasanya penyimak akan mengambil simpulan apa isi pembicaraan
pantas diterima atau ditolak.
d.
Mendapatkan
Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu
konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau
mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk
tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan
fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat,
atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini
sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan
orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang
disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman
dsb.
e.
Menghibur
Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri
pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri.
Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu
penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka
menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu,
misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak,
menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
f.
Meningkatkan
Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu
untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan
seseorang pembicara pada segi:
1. Cara
Mengorganisasikan Bahan Pembicaraan
2. Cara
Penyampaian Bahan Pembicaraan
3. Cara Memikat
Perhatian Pendengar
4. Cara
Mengarahkan Perhatian Pendengar
5. Cara
Menggunakan Alat-Alat Bantu Seperti Mikrofon, Alat Peraga Dsb.
6. Cara Memulai
Dan Mengakhiri Pembicaraan
Semua hal
tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang
seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan
berbicara. Cara menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara biasanya
dilakukan oleh mereka yang baru belajar menjadi orator dan mereka yang mau
menjadi profesional dalam membawa acara atau master ceremony.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar